ARTICLE AD BOX
Kembali debut di Indonesia, Honor langsung tancap gas menghadirkan ekosistem perangkat yang lengkap. Smartphone tahan banting? Ada. Laptop canggih dengan kamera yang bisa dilepas-pasang? Ada. Foldable? Walaupun sejatinya sudah rilis tahun lalu, Honor Magic V3 masih menyandang status sebagai smartphone lipat paling tipis yang hadir secara resmi—setidaknya hingga ulasan ini dibuat.
Iya, Honor Magic V3 pertama kali debut Juli 2024, dan diperkenalkan secara global September lalu. Namun kombinasi spesifikasinya yang solid, mulai dari setup kamera belakang hingga integrasi layanan Google (yang tak dimiliki Huawei), masih membuat flagship Honor satu ini sangat menggoda. Harganya juga tergolong pas, Rp24,999 juta, setara dengan Galaxy Z Fold6 dalam kapasitas penyimpanan yang sama.
Kalau dibandingkan dengan Samsung, ada banyak sekali keunggulan yang dimiliki oleh Honor. Tentu, pada sektor software, One UI terasa lebih matang dan kaya akan fitur pendukung produktivitas. Namun bisa jadi, penawaran dari kompetitornya lebih pas untuk Gizmo friends. Berikut review Honor Magic V3 selengkapnya.
Desain

Meski terlambat, Honor Magic V3 hadir sebagai foldable tertipis di Indonesia. Bahkan bila dibandingkan dengan OPPO Find N5 yang paling tipis secara global, perbedaannya tergolong minor; -+0,2mm saat lipatan terbuka, dan -+0,3mm saja saat tertutup. Sangat impresif ketika Honor bisa hadirkan profil setipis ini sejak Juli lalu, jauh lebih ramping dari Galaxy Z Fold6 (9,2mm vs 12,1mm) dan ringan di kisaran 226 gram.
Beberapa orang berhasil kaget melihat saya mengambil smartphone ini dari meja dan membuka lipatannya, tidak mengira kalau Honor Magic V3 adalah sebuah foldable saking tipisnya. Faktor durabilitas pun tetap diutamakan, gunakan kombinasi material baja pada mekanisme lipatnya, fiber khusus standar pesawat terbang pada bingkai yang diklaim 40 kali lebih tahan benturan, plus sertifikasi IPX8 yang membuat smartphone Honor satu ini aman meski ada di kedalaman air bersih sampai 2,5 meter.
Walaupun termasuk yang paling ringan, bodi Honor Magic V3 masih terasa cukup solid dalam genggaman. Untuk opsi warna satu ini, gunakan material kulit vegan yang tidak berubah warna atau berbekas meski saya gunakan berminggu-minggu tanpa case. Oh ya, menyoal case, yang disematkan dalam paket penjualan tergolong mewah dengan material kulit, plus stand khusus di belakang agar smartphone bisa berdiri pada kemiringan tertentu.









Membuka-tutup lipatannya juga terasa mulus, dan relatif ringan. Hanya untuk fleksibilitas kemiringannya, tidak bisa mendekati Galaxy Z Fold6, alias pada kemiringan tertentu otomatis langsung membuka lebar atau justru tertutup. Yah masih bisa sih kalau mau dibuka sedikit lebih dari 90 derajat dalam mode buku.
Overall, desain Honor Magic V3 sukses menjadi foldable yang paling nyaman dan mudah dibawa dalam genggaman, tanpa mengesampingkan durabilitas. Setidaknya sampai OPPO hadirkan kompetitor baru yang, di atas kertas, ketipisannya pun tak jauh berbeda.
Layar

Honor Magic V3 mengusung dua layar OLED LTPO 120Hz yang sama-sama tergolong lega di kelasnya. Di luar, terdapat Cover Screen 6,43 inci yang benar-benar terasa seperti menggenggam smartphone konvensional. Punya rasio layar lebih normal, keempat bezel tipis, dan bisa menyala cerah ketika digunakan di luar ruangan (dengan klaim sampai 5000 nits).
Bagaimana dengan layar lipatnya? Dimensinya juga lega di 7,92 inci, punya bezel tipis, dan crease atau lipatan tergolong sangat minim. Secara visual sudah sangat memuaskan, punya teknologi PWM dimming 3840Hz serta serangkaian standar TUV Rheinland untuk mencegah mata lelah. Plus, punya lapisan anti-gores nanoscale yang diklaim 5 kali lebih tahan gores dari alternatif konvensional.

Kalau secara warna sudah memuaskan dan diklaim kuat luar dalam, sedikit catatan pada layar bagian dalam Honor Magic V3, ada pada tingkat kecerahan dan lapisan pelindungnya. Ketika digunakan di luar ruangan, tetap terlihat, namun bukan yang paling cerah. Lapisan layarnya juga relatif mudah membekas sidik jari, dan membersihkannya tergolong agak sulit.
Sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk kamu bisa membersihkan bekas sentuhan agar layar internal Honor Magic V3 kembali terlihat sempurna. Hanya itu saja, dan mungkin bagi Gizmo friends tergolong minor. Dimensinya yang lega, pas untuk konsumsi multimedia, multitasking, dan main game tentunya. Tergolong impresif, bila dikaitkan dengan profil keseluruhan yang serba ramping.
Kamera

Setup kamera Honor Magic V3 tergolong menjanjikan, dan secara spesifikasi di atas kertas, bisa bersaing dengan jagoan foldable lain dari OPPO dan vivo. Di dalam modul kamera belakangnya, disematkan sensor utama 50MP yang cukup besar di 1/1,56 inci dengan OIS, telefoto periskop 50MP dengan 3,5x optical zoom plus OIS, serta ultra-wide 40MP yang mendukung autofokus untuk foto makro.
Sejatinya Honor juga sematkan dua sensor 20MP pada masing-masing layarnya, namun keduanya paling jarang saya manfaatkan untuk foto. Karena ketika selfie pun, bisa pakai sensor utama Honor Magic V3, lengkap dengan semua opsi sensornya. Fitur kameranya lengkap termasuk mirror layar luar agar obyek manusia yang sedang dijepret bisa “berkaca” dan atur posisi dalam frame secara mandiri, dan Honor juga bawa kolaborasi bersama studio foto Harcourt Paris untuk tingkatkan mode portrait.
Lalu bagaimana dengan kualitas kamera Honor Magic V3? Singkatnya, smartphone ini menjadi andalan saat ambil foto terutama foto momen Lebaran kemarin. Semua anggota keluarga dan teman, merasa puas dan sangat suka dengan jepretan yang saya ambil. Dengan impresi seperti “warnanya bagus”, “terang ya”, jernih dan sebagainya. Meski sejatinya tidak seutuhnya benar.

Honor Magic V3 sediakan tiga profil warna yang bisa dipilih; Vibrant sebagai opsi default memiliki saturasi sedikit di atas rata-rata, Authentic membuatnya terlihat punya ciri khas dan tidak cocok untuk semua jenis obyek, sementara kalau Natural jadi terlalu flat. Saat digunakan untuk jepret wajah, skin tone rata-rata dibuat sedikit lebih cerah (sedikit saja, tidak separah smartphone vivo jaman dulu, misalnya), namun saat diperbesar, detail wajah sedikit kurang atau justru terlihat over-processed. Pakai mode portrait Harcourt? Jadi “semakin cantik”, dengan wajah semakin cerah dan halus.
Dan terkadang, untuk mereduksi guncangan atau noise, Honor seolah menerapkan AI terlalu jauh, sampai sedikit mengubah struktur wajah (bisa dilihat pada sampel foto grup dengan sensor ultra-wide). Dengan kata lain, foto yang dihasilkan dari kamera Honor Magic V3 tergolong eye-pleasing, sudah sangat baik dan menarik ketika dibagikan ke media sosial. Asalkan Gizmo friends tidak melakukan pixel peeping saja. Dan kalau gemar menambahkan filter, ada baiknya ambil dalam mode Natural supaya warnanya lebih pas untuk diproses lagi.
Lebih baik dari Galaxy Z Fold6 (bahkan jauh lebih baik dalam beberapa skenario), namun masih sedikit di bawah OPPO dan vivo. Hasil foto lengkap dari kamera Honor Magic V3 bisa kamu akses lewat album berikut ini ya.
Untuk perekaman video, bisa sampai 4K 60fps pada ketiga sensor utama, atau sampai 4K 30fps dari kedua sensor kamera di layar. Kualitasnya sudah sangat baik dari sensor utama, tergolong stabil. Sementara sensor ultra-widenya bakal terlihat halus dalam pencahayaan kurang, dan telefotonya bisa hasilkan footage optimal asal tak banyak bergerak.
Tentunya, menjadi sebuah foldable, kamu bisa memanfaatkan form factor perangkat untuk merekam video secara mandiri tanpa perlu bantuan tripod. Kualitas kamera yang bisa diandalkan baik untuk foto dan video, serta fleksibilitas tinggi dalam dimensinya yang tergolong tipis dan ringan, membuat Honor Magic V3 juga pas sebagai perangkat utama untuk menangkap momen berlibur.
Fitur

Karena di Indonesia hadir cukup terlambat, pengguna Honor Magic V3 sudah bisa mendapatkan versi MagicOS terbaru berbasis Android 15. Berbeda dengan Huawei, Honor benar-benar all-out dalam mengintegrasikan layanan Google, termasuk semua fitur AI. Mulai dari AI Eraser sampai penerjemah obrolan real-time, disebut memanfaatkan pemrosesan milik Google.
Jadi secara tampilan, kurang lebih identik dengan smartphone Huawei (termasuk kemampuan untuk menghubungkan antar perangkat Honor dalam satu ekosistem terintegrasi), namun tanpa mengorbankan kehadiran Google Services. Mengingat Honor sudah cukup lama merilis foldable, wajar bila fitur Honor Magic V3 cukup komplit, termasuk untuk memanfaatkan kedua layarnya. Menurut saya, lebih baik/komplit dari FuntouchOS pada vivo X Fold3 Pro, tetapi masih belum mencapai tingkat antarmuka OPPO.
Kamu bisa jalankan hingga empat aplikasi sekaligus dari layar utama (dua secara split screen, dua lainnya dalam bentuk floating windows). Dan Magic Portal juga sangat berguna, memudahkan untuk membagikan teks atau gambar dalam satu aplikasi ke aplikasi lainnya dalam sebuah gestur singkat. Ditambah banyak pendukung produktivitas lainnya, seperti aplikasi Notes yang bisa transkrip suara dan Office yang juga komplit fiturnya tanpa harus membayar aplikasi pihak ketiga.

Fitur seperti AI Eraser bekerja optimal untuk mengenali obyek di sekitar hingga mengisi area obyek yang dihapus, seolah benar-benar menyematkan Magic Eraser milik Google ke dalam OS. Yang menurut saya masih bisa ditingkatkan dari Honor Magic V3, adalah kemampuan untuk menyesuaikan tampilan aplikasi pihak ketiga saat layar sedang dilipat -+ 90 derajat, tak otomatis menyesuaikan seperti Samsung yang otomatis menampilkan ruang untuk touchpad dan lainnya.
Plus, fitur AI seperti face to face translation, walaupun tergolong oke karena memudahkan obrolan ketika tatap muka memanfaatkan dua sisi layar, tapi untuk mengaksesnya relatif sulit karena “terkubur” di dalam menu Settings, yang kemudian baru memberikan opsi pintasan di layar utama. Lainnya seperti speaker stereo yang tidak se-bertenaga Samsung, rasanya masih bisa diwajarkan karena profil tipisnya. Nggak jelek, hanya bukan yang terbaik saja, dan output cenderung tipis.
Performa

Sangat wajar bila foldable satu ini masih belum mengusung cip terbaru, mengingat sudah debut sejak pertengahan tahun lalu. Meski begitu, performa Snapdragon 8 Gen 3 yang dibawa Honor Magic V3, ditambah dengan kapasitas RAM 12GB dan penyimpanan internal 512GB, masih sangat comparable dengan flagship rilisan terbaru dan semua kompetitornya yang ada di pasaran.
Akses berbagai jenis aplikasi, multitasking, jalankan sejumlah aplikasi sekaligus, edit video dan lainnya, bisa dilibas dengan lancar. Setelah update ke Android 15, lag atau stutter jadi relatif minim—sebuah bug yang rasanya lebih ke OS-nya, alih-alih chipsetnya yang inferior. Buat main game pun terasa nyaman, baik dari layar luar maupun dalamnya. Suhu perangkat sih relatif mudah hangat, tapi nggak sampai panas banget kok.
Umumnya, smartphone dengan dimensi fisik tipis, memiliki thermal throttling yang lebih tinggi. Dan lewat Honor Magic V3, tidak begitu terasa mengganggu. Bermain game dalam durasi lama masih sanggup berikan visual berkualitas, dan meski saya sempat merekam video sampai 1,5 jam dalam kondisi outdoor, smartphone jadi sangat panas, tetapi video tetap aman. Untuk bagian ini, masih memuaskan meski pakai cip rilisan akhir 2023.
Baterai

Memanfaatkan bahan silikon karbon, Honor bisa menyematkan kapasitas baterai yang tergolong besar ke dalam foldable tertipisnya. Yakni mencapai 5,150 mAh, signifikan lebih lega dari milik Samsung (4,400 mAh). Daya tahannya sendiri sudah tergolong pas untuk penggunaan sehari penuh secara intensif—bakal terasa lebih cepat habis kalau lebih banyak akses layar utamanya, namun masih cukup menemani sampai malam hari.
Karena layar eksternal Honor Magic V3 sudah sangat nyaman dan setara menggunakan smartphone konvensional, ada banyak waktu di mana saya tidak merasa perlu membuka layar utama, yang kemudian berpengaruh positif terhadap dayanya. Baterai Honor Magic V3 bisa terisi cukup cepat, memanfaatkan 66W SuperCharge.
Dalam waktu 30 menit saja, sudah bisa mencapai kisara 80%, sementara untuk mencapai penuh perlu waktu sekitar 50 menit. Dukungan wireless charging juga hadir hingga kecepatan 50W. Dan karena baterai cukup irit, beberapa kali saya gunakan untuk mengisi AirPods 4, memanfaatkan fitur reverse wireless charging milik Honor Magic V3.
Kesimpulan

Keunggulan yang ditawarkan oleh Honor lewat smartphone lipatnya satu ini cukup menggoda. Lewat Honor Magic V3, kamu bisa memiliki sebuah kemewahan dari teknologi layar lipat yang luas, datang dalam profil setara flagship konvensional. Fitur tetap komplit, kamera tetap berkualitas, tidak mengorbankan daya baterai, dengan kelengkapan paket penjualan yang jauh lebih baik dari Samsung.
Namun tak dapat dipungkiri, untuk sektor software, penawaran Samsung lebih unggul, dan mungkin lebih cocok bagi Gizmo friends yang lebih membutuhkan sebuah foldable dalam menunjang produktivitas. Tetapi kalau menginginkan yang lebih pas untuk lebih banyak skenario alias all-rounder, Honor Magic V3 bakal terasa lebih pas.
Artikel berjudul Review Honor Magic V3: Foldable Tipis dengan Integrasi AI Google yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id