Kemenhub Kembangkan Infrastruktur Transportasi Darat Terintegrasi

1 month ago 3
ARTICLE AD BOX
"Dalam satu dekade terakhir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan telah mengembangkan berbagai infrastruktur baik fisik maupun non fisik, guna menciptakan ekosistem transportasi darat yang selamat dan terintegrasi," kata Risyapudin dalam keterangan di Jakarta, Minggu (13/10/2024).

Ia memaparkan selama 10 tahun terakhir, Ditjen Perhubungan Darat telah membangun enam terminal tipe A baru dan juga merehabilitasi/merevitalisasi 53 terminal tipe A eksisting di berbagai daerah di Indonesia.

Selain untuk naik dan turun penumpang, terminal itu dibuat untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatan kepada masyarakat serta menjamin kelaikan kendaraan bus.

"Juga kesiapan para pengemudi angkutan bus dengan cara melakukan kegiatan ramp check pada setiap bus dan pemeriksaan kesehatan bagi para pengemudi,” ujarnya.

Selain angkutan orang, Ditjen Perhubungan Darat juga mengembangkan tujuh terminal barang internasional di beberapa perbatasan Indonesia.

Hal itu merupakan wujud hadirnya pemerintah dalam memudahkan arus ekspor impor dan meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan) dengan kemudahan logistik.

Lebih lanjut, ia menerangkan untuk mendukung integrasi antar moda, telah dibangun fasilitas pendukung dan integrasi antarmoda (FASPIM) berupa tiga trotoar, 30 lajur sepeda dan 95 halte di beberapa kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN).

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengembangkan simpul transportasi sungai, danau dan penyeberangan, dengan membangun 44 pelabuhan penyeberangan baru, 31 halte sungai dan 16 pelabuhan danau.

Menurutnya, pembangunan itu menimbulkan dampak baik yang signifikan bagi peningkatan perekonomian, pariwisata juga aksesibilitas bagi masyarakat pada daerah kepulauan maupun 3TP.

"Juga berkat sinergisitas antara Ditjen Perhubungan Darat dengan operator maupun BUMN (ASDP) dalam memberikan pelayanan penyeberangan yang optimal, khususnya pada masa mudik Lebaran dan Natal-Tahun Baru," sambungnya.

Dalam meningkatkan mobilitas di wilayah 3TP, Ditjen Perhubungan darat menyelenggarakan program subsidi angkutan perintis, yang dialokasikan pada subsidi angkutan jalan perintis, subsidi angkutan penyeberangan perintis, juga subsidi angkutan barang perintis di berbagai pelosok Indonesia.

“Program keperintisan menjangkau wilayah 3TP sehingga meningkatkan aksesibilitas distribusi orang maupun barang, menstimulasi pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas harga bahan pokok juga sebagai penghubung Tol laut dan jembatan udara," jelasnya.

Untuk konektivitas antar negara telah hadir program angkutan lintas batas negara (ALBN) dalam memberikan pelayanan bus yang melewati perbatasan antar dua negara.

Terdapat dua trayek bus ALBN di Indonesia yaitu Pontianak-Kuching (Malaysia)-Brunei Darussalam dan Kupang-Dili (Timor Leste).

Sementara itu, untuk mengatasi masalah perkotaan, Ditjen Perhubungan Darat hadir melalui modernisasi pelayanan angkutan umum perkotaan dengan skema buy the service (BTS) yang hingga kini diselenggarakan di 11 Kota.

Ia menerangkan, skema BTS diberikan dengan subsidi pembelian layanan dengan kontrak 3-5 tahun sebagai stimulus dari Kementerian Perhubungan.

"Dengan harapan setelah kontrak selesai dapat dilakukan handover oleh pemerintah daerah dan sudah ada 5 pemerintah daerah yang berhasil melanjutkan program ini," imbuhnya.

Dalam digitalisasi layanan transportasi darat, telah diciptakan superapp Mitra Darat yang akan menggabungkan semua layanan transportasi darat pada satu aplikasi dan terintegrasi pada operator bus juga kapal penyeberangan.

“Aplikasi ini juga akan digunakan sebagai aplikasi pengawasan terhadap pelanggaran administrasi kendaraan sehingga ke depan tercipta pelayanan yang berkeselamatan dan transparan," kata Risyapudin.

Read Entire Article