ARTICLE AD BOX
Debat yang digelar di Bali Sunset Road Convention Center Jalan Pura Mertasari, Denpasar ini bertema ‘Penguatan Pelayanan Publik Secara Berkeadilan dan Berintegritas’. Dalam debat semalam isu pengelolaan APBD yang transparan menjadi sorotan tajam kedua Paslon, yakni I Nyoman Mulyadi-I Nyoman Ardika (Mulyadi-Ardika) dan I Komang Gede Sanjaya-I Made Dirga (Sandi).
Pada segmen awal, Cawabup nomor urut 1 Nyoman Ardika atau akrab disapa Sengap menyampaikan visi mewujudkan Tabanan yang maju dan sejahtera pada tahun 2029. Ia mengatakan salah satu misi yang mereka usung, yaitu tata kelola pemerintahan yang maju, berintegritas, dan berkeadilan sejalan dengan tema debat terkait penguatan pelayanan publik. “Kami berkomitmen untuk menjalankan tata kelola pemerintahan yang bertanggung jawab, jujur, disiplin, adil, dan bekerja keras,” ujar Ardika. Mereka berfokus pada reformasi birokrasi, pengelolaan APBD yang akuntabel, peningkatan mutu pendidikan dan SDM, serta kesehatan masyarakat.
Sementara itu, pasangan nomor urut 2 Sanjaya-Dirga (Sandi) membawa visi ‘Nangun Sat Kerthi Loka Bali” yang berlandaskan konsep pembangunan berkelanjutan berbasis budaya. Mereka menekankan pentingnya integrasi dalam lima bidang utama, yaitu pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, pelestarian adat dan budaya, serta pariwisata dan infrastruktur. “Kami berkomitmen untuk menciptakan masyarakat yang produktif dan berkepribadian dengan dukungan penuh terhadap hak-hak rakyat,” ungkap Sanjaya.
Isu pengelolaan APBD yang transparan menjadi perdebatan hangat dalam debat ini. Cabup Nyoman Mulyadi mengatakan ada tantangan defisit anggaran yang dihadapi. Ia menegaskan jika terpilih akan memprioritaskan efisiensi belanja daerah, terutama dengan mengurangi hibah yang tidak produktif. "Kami akan menyusun master plan dengan fokus pada pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lapangan pekerjaan. Salah satu target kami adalah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp 1 triliun," tegas Mulyadi.
Di sisi lain, Cabup Komang Gede Sanjaya menekankan bahwa defisit APBD merupakan hal yang lazim terjadi di suatu daerah, namun mereka memiliki strategi khusus dalam mengatasi hal ini melalui perencanaan dan pengawasan yang ketat. Sanjaya menyebutkan Kabupaten Tabanan selama ini telah memperoleh opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selama 10 kali berturut-turut. “Kami akan mempertahankan predikat ini dengan menjaga keseimbangan APBD dan mengurangi defisit melalui perbaikan tata kelola keuangan,” ujar Sanjaya.
Lebih jauh pada sub tema peningkatan mutu pendidikan dan SDM, Paslon Mulyadi-Ardika mengangkat isu kualitas tenaga pengajar dan meratanya akses pendidikan. Sengap menyampaikan komitmen untuk menerapkan program ‘Satu Kepala Keluarga, Satu Sarjana’ dengan mengutamakan pengembangan literasi dan keahlian kerja.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan bahwa keberhasilan program pendidikan sangat bergantung pada peran guru sebagai ujung tombak pembelajaran. Mereka berencana memberikan tambahan penghasilan bagi guru yang bersedia ditugaskan di daerah pelosok agar pemerataan kualitas pendidikan antara desa dan kota dapat tercapai. Dengan insentif yang memadai, diharapkan tidak ada lagi kesenjangan kualitas pendidikan di Tabanan.
Sebagai respons, pasangan Sanjaya-Dirga memaparkan bahwa memperkuat pendidikan diperlukan perbaikan sarana prasarana, peningkatan kualitas guru, serta pelatihan yang mendukung kualifikasi dan kompetensi pendidik. Menurutnya, Pemkab Tabanan selama ini telah melakukan rekrutmen guru secara transparan dengan sistem Computer Assisted Test (CAT) yang memastikan setiap kandidat dipilih berdasarkan meritokrasi tanpa intervensi.
Selain itu, Sanjaya menyatakan pentingnya pelatihan berkelanjutan bagi guru agar mereka dapat mengikuti perkembangan kurikulum terbaru dari Kementerian Pendidikan. Hal ini, menurutnya akan memastikan bahwa para pendidik di Kabupaten Tabanan mampu memberikan pendidikan berkualitas tinggi. Ia juga menyoroti perlunya peningkatan kesejahteraan guru. Menurutnya, guru yang sejahtera akan lebih termotivasi untuk mengajar dan tidak terburu-buru untuk berpindah tempat tugas. Cawabup Made Dirga menambahkan pentingnya penempatan guru secara merata, termasuk di daerah pelosok untuk menjaga kontinuitas dan kualitas pendidikan di setiap sekolah.
Sementara pada sub tema kesehatan, kedua paslon sama-sama menyoroti pentingnya layanan kesehatan yang berkualitas dan merata. Pasangan Mulyadi-Ardika mengusung program ‘Satu Desa Satu Dokter’ untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan hingga ke pelosok. Mereka juga berkomitmen untuk membangun sistem pelayanan satu pintu di bidang kesehatan.
Sebaliknya, Sanjaya-Dirga memaparkan rencana untuk memperluas Mall Pelayanan Publik (MPP) dan menerapkan digitalisasi di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan desa yang akan memastikan layanan kesehatan dapat diakses secara merata dan tanpa diskriminasi. Sanjaya menambahkan, telah menyiapkan SOP yang jelas agar pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya dapat berjalan secara efisien dan optimal.
Pada segmen saling bertanya dan menanggapi Paslon Mulyadi-Ardika mengajukan pertanyaan terkait upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Tabanan tanpa membebani masyarakat. Mereka ingin mengetahui langkah konkret yang akan diambil oleh Sandi untuk meningkatkan PAD tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat, serta bagaimana efisiensi belanja daerah dapat dioptimalkan.
Paslon Sandi menjawab dengan menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran daerah. Dia menambahkan, pengelolaan PAD di Kabupaten Tabanan memerlukan pendekatan berbasis sumber daya alam dan manusia, sambil mematuhi regulasi yang ada. Sandi menekankan pentingnya memperhatikan zona-zona yang dapat dibangun dan yang tidak dapat dibangun untuk menjaga kelestarian lingkungan.
"Kami di Pemerintah Kabupaten Tabanan berpedoman pada regulasi yang ada. Dalam pembangunan, yang pertama harus diperhatikan adalah RT/RW dan data ruangnya, yaitu di mana boleh membangun dan di mana tidak. Zona-zona yang tidak bisa dibangun kami pertahankan, dan zona yang bisa dibangun kami tingkatkan. Kami mengundang investor dan memberikan karpet merah di Tabanan," jelas Sandi. Peningkatan PAD Tabanan juga menunjukkan hasil yang signifikan. "Kemarin, PAD kami hanya 300 miliar, sekarang sudah melampaui tiga kali lipat, yaitu hampir 700 miliar per tahun. Artinya, peningkatan PAD di Kabupaten Tabanan sudah mulai meningkat," lanjut Sandi dengan penuh keyakinan. 7 cr79