Tak Ingin Insiden yang Menimpa Mantan Bupati Jembrana (1980-1990) Ida Bagus Ardana Terulang Kembali

2 days ago 2
ARTICLE AD BOX
NEGARA, NusaBali
Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan bersama Wakil Bupati I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat menempatkan masing-masing dua (2) orang asisten rumah tangga (ART) untuk para mantan Bupati Jembrana. Program ini menjadi wujud nyata apresiasi dari Kembang-Ipat atas kontribusi besar mereka dalam mewujudkan kemajuan dan pembangunan di Gumi Makepung.

Bupati Kembang menyatakan program ini menjadi upaya menghormati dan menghargai buah pikiran serta keringat para kepala daerah terdahulu yang telah meletakkan fondasi pembangunan di Jembrana. Kebijakan ini juga menyambung estafet pembangunan bagi Jembrana.

"Saya tempatkan 2 orang tenaga asisten rumah tangga untuk semua mantan kepala daerah. Mulai dari bapak Ida Bagus Indugosa, bapak I Gede Winasa, bapak I Putu Artha, dan bapak I Nengah Tamba untuk bisa membantu sekaligus menjaga," ucap Bupati Kembang saat mengunjungi kediaman mantan Bupati Ida Bagus Indugosa di Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Kamis (22/5). Bupati Kembang juga menyampaikan bahwa kebijakan ini sudah jauh hari dicanangkan sebelum adanya insiden memilukan yang menimpa mantan Bupati Jembrana almarhum Ida Bagus Ardana di rumahnya di Denpasar. 

Ia menegaskan tidak ingin kejadian serupa terulang kembali, di mana mantan kepala daerah tidak ada yang menjaga dan merawat. "Kebijakan ini saya sampaikan jauh sebelum kejadian itu terjadi. Saya tidak ingin kejadian yang dialami bapak mantan Bupati Ida Bagus Ardana yang sudah dipastikan oleh pihak kepolisian meninggal tidak wajar terjadi lagi. Ini karena tidak ada yang menjaga dan merawatnya," ungkap Bupati Kembang.

Oleh karena itu, Bupati Kembang menegaskan, kedua ART yang ditempatkan untuk para mantan kepala daerah ini memiliki tugas untuk menjaga dan membantu keseharian mereka. Ini pun dinyatakan menjadi upaya nyata untuk menunjukkan rasa hormat, perhatian, dan memberikan layanan bagi para mantan kepala daerah di masa purnabakti mereka.

Bupati Kembang juga menyatakan selalu memohon dukungan dan doa dari para kepala daerah terdahulu. Terutama dalam menjalankan program-program demi mewujudkan Jembrana yang maju, harmoni, dan bermartabat. "Terima kasih atas pengabdiannya. Saya juga mohon doa dan dukungan dalam menjalankan program-program untuk kepentingan masyarakat Jembrana," ucapnya. Mantan Bupati Jembrana periode 1990-2000, Ida Bagus Indugosa, mengucapkan terima kasih atas perhatian Bupati Kembang dan Wabup Ipat kepada para mantan kepala daerah. Ia turut mendoakan agar semua program pemerintah daerah bisa terlaksana dengan baik. "Semoga program-program Pemerintah Kabupaten Jembrana berjalan baik dan bapak Bupati beserta keluarga sehat serta jangan lupa kepada leluhur yang selalu memberikan tuntunan," ucapnya.

Hal senada juga disampaikan mantan Bupati Jembrana periode 2011-2021, I Putu Artha, di kediamannya saat menerima kunjungan Wabup Ipat, Senin (26/5). Kebijakan ini pun dinilai menjadi cerminan nyata bahwa Kembang-Ipat sangat menghargai jasa para pemimpin terdahulu yang telah memberikan kontribusi bagi kemajuan daerah. "Saya atas nama pribadi mengucapkan terima kasih banyak sudah diberikan tenaga ART dua orang. Kami sebagai masyarakat, ini sesuatu yang luar biasa," ujar I Putu Artha. 

Untuk diketahui, pasangan suami istri Ida Bagus Ardana,84, dan istrinya A Sri Wulan Trisna,64, yang tinggal di Jalan Gurita IV Nomor 6, Lingkungan Karya Darma, Sesetan, Denpasar Selatan, dekat SMPN 6 Denpasar, ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya, Kamis (8/8/2024) malam sekitar pukul 19.30 Wita. Ida Bagus Ardana merupakan mantan Bupati Jembrana (1980-1990). Mayat keduanya ditemukan di dua titik. Mayat dari Ida Bagus Ardana ditemukan tergeletak dil lantai dapur. Sementara istrinya ditemukan di dalam kamar. Keduanya diperkirakan sudah meninggal lebih dari satu hari karena kondisi mayat sudah membusuk.

Polresta Denpasar menyatakan berdasarkan hasil autopsi jenazah mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana, 84, dan istrinya A Sri Wulan Trisna,64, yang ditemukan tewas di dalam rumahnya pada 8 Agustus lalu dipastikan meninggal karena dibunuh. Namun sampai saat ini polisi belum berhasil mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut. 7 ode
Read Entire Article