Sistem Absensi Berbasis QR Code, Kini Telah Dipatenkan

9 hours ago 3
ARTICLE AD BOX
MANGUPURA, NusaBali
Sekolah Dasar (SD) No 6 Benoa mencatat sejarah sebagai salah satu sekolah dasar di Bali yang sukses mengembangkan dan menerapkan sistem absensi digital inovatif bernama Sipintar (Sistem Informasi dan Presensi Notifikasi WA Terintegrasi QR). Aplikasi ini mengintegrasikan teknologi pemindaian QR Code dengan WA secara real time, memungkinkan orang tua menerima notifikasi kehadiran anak mereka di sekolah hanya dalam hitungan detik.

Inovasi ini secara resmi telah tercatat sebagai kekayaan intelektual di Kementerian Hukum Republik Indonesia pada 10 Mei 2025, setelah melalui proses pengembangan selama delapan bulan. Kepala SD No 6 Benoa I Wayan Wita, yang juga merupakan pengembang utama Sipintar, menjelaskan bahwa gagasan aplikasi ini lahir dari kebutuhan nyata para orang tua murid yang mayoritas bekerja di sektor pariwisata. 

“Banyak orang tua yang kesulitan memantau kehadiran dan jadwal anak-anak mereka, terutama karena perbedaan jadwal ekstrakurikuler dan jam pulang. Sipintar hadir untuk menjawab tantangan itu,” ujar Wita pada Kamis (22/5) pagi. 

Melalui sistem ini, Wita mengungkapkan siswa cukup membawa kartu belajar dengan QR Code yang akan dipindai saat tiba di sekolah. Pemindaian dapat dilakukan dengan kamera ponsel guru atau alat pemindai sederhana. Informasi kehadiran pun langsung dikirim ke WA orang tua tanpa harus melalui admin sekolah. 

“Ini menciptakan koneksi langsung antara sekolah dan rumah. Guru juga tidak perlu lagi mengisi absen manual yang biasanya menyita waktu hingga 15 menit. Sekarang siswa bisa langsung mulai belajar saat masuk kelas,” lanjut Wita.

Tak hanya untuk absensi, Sipintar juga disebut memudahkan penyebaran informasi penting melalui fitur broadcast massal. Misalnya, saat ada pengumpulan buku tabungan, segala aktivitas kegiatan sekolah, informasi atau pengumuman, pemanggilan orang tua, perubahan jadwal ekstra, dan lainnya yang notifikasi akan dikirim langsung ke nomor WA orang tua secara personal, bukan melalui grup yang kerap terabaikan. Meskipun tergolong teknologi sederhana, aplikasi ini dinilai sangat efektif dan efisien.

“Kalau kita cari aplikasi serupa yang terintegrasi WA dan QR Code, mungkin belum ada. Kalaupun ada, biayanya mahal dan perlu perangkat khusus. Sipintar hanya butuh HP guru,” jelas Wita yang juga penerima apresiasi guru inovatif nasional tahun 2020. 

Saat ini, kartu belajar belum menampilkan foto siswa, namun pembaruan tersebut akan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru. “Kami juga berencana membuat stand khusus untuk scan mandiri agar proses lebih cepat dan tertib. Ke depan, data kehadiran ini akan kami gunakan untuk memberi penghargaan kepada siswa yang disiplin,” tambahnya.

Untuk menjamin keamanan data, Wita menegaskan bahwa informasi yang digunakan sangat minimal hanya nama dan nomor telepon orang tua dan tersimpan dengan aman. Jika nomor berubah, QR Code akan diperbarui dan kartu dicetak ulang.

Di tengah perjuangan Wita menyelesaikan aset tanah sekolah selama lebih dari 35 tahun yang belum terselesaikan, Wita mengaku jika dia turut bersikeras untuk melakukan pengajuan hak cipta Sipintar. Pengajuan hak cipta dilakukan pada Maret 2025 dan telah resmi keluar pada 10 Mei 2025. Wita menegaskan bahwa aplikasi ini akan didedikasikan untuk SD No 6 Benoa.

“Saya ingin ada branding sekolah yang kuat. Meskipun saya nanti tidak lagi menjabat, aplikasi ini tetap menjadi milik sekolah dan akan saya berikan kepada kepala sekolah yang baru,” tegasnya.

Respons orang tua pun sangat positif. Banyak yang mengapresiasi keberanian dan kreativitas sekolah dalam mengembangkan sistem teknologi sendiri. Sebab, jarang ada SD yang bisa seperti ini. Biasanya SMP atau SMA yang awam memiliki sistem canggih seperti itu.

Wita juga mengapresiasi para guru di SD No 6 Benoa yang mau ikut serta mengembangkan inovasi tersebut. Ke depan, Wita berharap agar Sipintar bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain, baik di Badung, Bali, maupun secara nasional. 

“Saya ingin inovasi ini mendorong terciptanya pembelajaran yang lebih disiplin, efisien, dan berkualitas. Siapa tahu suatu saat bisa berkembang ke tingkat nasional,” katanya. 7 ol3
Read Entire Article