ARTICLE AD BOX
Pesamuhan ini melahirkan keputusan, diantaranya sameton Manca Agung bersama Pangempon Pura Dalem Samprangan, Desa Adat Samplangan, akan melaksanakan renovasi beberapa palinggih Pura Dalem Samprangan, Gianyar.
Ketua Panitia Pesamuhan Agung VI Sang Putu Eka Pertama SE Ak CA MM alias Sang Tu Eka, mengatakan pesamuhan ini membahas beberapa hal penting, antara lain terkait perencanaan renovasi beberapa bagian bangunan di Pura Dalem Samprangan. Karena kondisi beberapa bagian di pura ini memang harus ada perbaikan. Menurutnya, pura ini diempon oleh krama Desa Adat Samplangan, Gianyar. Namun, sameton Manca Agung se Bali sebagai penyiwi pura sehingga wajib terlibat langsung untuk menjaga dan perbaikan pura tersebut. ‘’Untuk renovasi ini, kami tentu sangat membutuhkan dukungan semua pihak, termasuk kalangan puri, pemerintah, dan lain-lain,’’ ujar mantan Bendesa Kedewatan, Ubud, Gianyar, ini.
Sebagaimana diketahui, Manca Agung Trah Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung adalah organisasi pasemetonan keturunan Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung. Ida Dhalem ini merupakan putra bungsu dari Ida Dhalem Shri Aji Kresna Kepakisan, seorang Adhipati Bali yang bertahta di Keraton Samprangan, kini Kelurahan Samplangan, Gianyar. Pura Dalem Samprangan merupakan stana Ida Dhalem Shri Aji Kresna Kepakisan.

Ketua Panitia Pesamuhan Agung VI Manca Agung Sang Putu Eka Pertama (kiri) menyambut Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I GAK Kartika Jaya Seputra, mewakili Gubernur Bali Wayan Koster. –WILASA
Pesamuhan Agung VI dihadiri sejumlah sulinggih/bhagawan dari Manca Agung, Gubernur Bali diwakili oleh Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I GAK Kartika Jaya Seputra SH MH, Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun, Pengageng Ageng (Ketua Umum) Manca Agung Trah Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung, Provinsi Bali, Prof Dr Drs Dewa Nyoman Oka MPd, para panglingsir sameton Manca Agung, kalangan puri, dan lain-lain. Acara pembukaan pesamuhan diisi dengan persembahan Tari Topeng Arsha Wijaya yang dijadikan ikon Manca Agung, dan pembacaan Lontar Babad Trah Ida Dalem Shri Aji Tegal Besung.
Pengageng Ageng (Ketua Umum) Manca Agung Trah Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung Provinsi Bali Prof Dr Drs Dewa Nyoman Oka MPd mengatakan, pasemetonan Manca Agung patut berbangga karena mewarisi tugas dan tanggungjawab menjaga keberadaan Pura Dalem Samprangan sebagai warisan dari Ida Dhalem Shri Aji Kresna Kepakisan atau Ida Dhalem Wawu Dhateng atau Ida Dhalem Samprangan. Kisah ini tercatat maupun tersirat hampir di semua babad yang ada di Bali. Dalam era sekarang pura ini diempon oleh Desa Adat Samplangan, Gianyar. Oleh karena itu, dirinya terus mengajak dan mendorong pasemetonan Manca Agung untuk ikut merawat keberadaan pura ini.
Dia memaparkan, pasemetonan keturunan Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung yakni trah Ida I Dewa Gedong Artha, Ida I Dewa Nusa, Ida I Dewa Anggungan, Ida I Dewa Pagedangan, dan Ida I Dewa Bangli, dalam wadah Manca Agung. Manca Agung merupakan majelis tinggi kerajaan Bali yang mencapai keemasannya di era pemerintahan Bali dipegang oleh Ida Dhalem Sri Aji Baturenggong. Lembaga ini dijabat oleh para putra dari Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung. Lembaga ini sejenis Pahom Narendra/Sapta Prabhu di Kerajaan Majapahit yang sejalan dengan kondisi pemerintahan saat itu.
Prof Dewa Oka menegaskan, perhatian sameton Manca Agung terhadap Pura Dalem Samprangan juga terkait dengan isi Bhisama Ida Dhalem Shri Aji Tegal Besung. Inti sari bhisama ini; anaku mangke ramanta apan sampun wus wreddha, mangke hana pewarah-warah mami lawan kita sadaya, aja lali anyiwi kahyangan ira bhatara Dalem Wawu Dateng maring samprangan, makadi ka besakih, apa sira bhatara maka cudhamaninta maring Balirajya. Haywa ta kita surud angulati sastra mottama. Mwah, kengetakna asanak lawan satrehi, titis ira bhatara Dhalem Tegal Besung. Yang artinya; anaku, oleh karena sekarang ayah telah lanjut usia, sekarang ada amanatku kepada kamu semua, jangan lupa melakukan pemujaan pada pura warisan leluhur lda Dhlem Shri Aji Kresna Kepakisan di samplangan, seperti juga ke Besakih, sebab beliau pemujaan utammu di Bali. Janganlah berhenti mempelajari ilmu yang utama, dan ingatlah selalu dengan keluargamu, keturunan leluluhur yaitu Ida Dhalem Tegal Besung.
Ditegaskan, bhisama itu juga menjadi amanat yang harus dijalankan oleh pasemetonan Manca Agung yang berlandaskan yakin, bhakti, dan tulus. ‘’Tugas kita adalah menjaga kesucian parhyangan, antara lain Pura Dalem Samprangan. Saya percaya, untuk membangun palinggih pura ini, dana pasti akan ada. Dasarnya, kita harus yakin, bhakti, dan tulus,’’ tegasnya.
Bendesa Desa Adat Samplangan Dewa Made Putra mengatakan selama ini pihaknya tidak berani mengubah tatanan yang telah ada di Pura Dalem Samprangan. Penataan yang akan dilakukan hanya bersifat perbaikan dan penambahan area kegiatan di bagian belakang dengan mempertahankan jalan gang di timur pura. Penataan ini tidak dalam bentuk penambahan palinggih.
‘’Di belakang pura masih ada lahan milik desa adat sekitar empat are untuk kegiatan krama. Untuk mengakses tanah ini tentu melalui jalan gang,’’ jelasnya. Dirinya menyambut baik semangat sameton Manca Agung untuk mewujudkan tananan pura ini agar menjadi lebih baik dan terjaga kesuciannya.
Gubernur Bali diwakili oleh Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali I GAK Kartika Jaya Seputra SH MH, mengharapkan agar keputusan Pesamuhan Agung VI Manca Agung, mampu menjadi bahan renungan hidup dalam menghadapi tantangan-tangan baru ke depan. Dengan itu, krama Bali khususnya pasemetonan Manca Agung makin tangguh dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat. Oleh karena itu, krama di Bali sepatutnya terus meningkatkan sradha bhakti untuk meraih sinar suci Ida Sanghyang Widhi Wasa.7lsa