Penanganan TBC Pakai Pendekatan Perbaikan Kualitas Lingkungan

2 days ago 2
ARTICLE AD BOX
Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra, Senin (2/6) kemarin tidak menampik jika kasus TBC di Buleleng tinggi. Sebanyak 230 kasus TBC yang muncul dari bulan Januari-April disebut Sutjidra hal yang wajar. Sebab jumlah penduduk di Buleleng tertinggi di Bali. Namun jika dilihat rasio jumlah kasus dengan jumlah penduduk Buleleng, persentase kasus kecil.

“Dengan jumlah penduduk tertinggi di Bali pasti akan ada banyak masalah-masalah. Buleleng punya 822 ribu penduduk sedangkan kabupaten lain di Bali hanya setengahnya kisaran 400-500 ribu,” ucap Sutjidra.

Namun pejabat asal Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan ini tidak ingin meremehkan kasus penyakit TBC ini. Terlebih masuk dalam kategori penyakit menular. Selain penanganan medis yang sudah menjadi jalan terakhir pengobatan, yang sedang disiapkan pada pencegahan penularan. Salah satunya dengan meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan kumuh yang rentan menjadi tempat berkembangnya bakteri penyebab TBC.

“Salah satu kuncinya dengan penuntasan rumah tidak layak huni. Karena rumah tidak layak huni itu hampir semua lingkungannya kumuh, yang cenderung menjadi penyebaran penyakit TBC cepat sekali. Kuncinya lingkungannya harus bersih,” kata Sutjidra.

Dia menambahkan penyakit TBC sangat suka dengan rumah yang lembab, tidak punya ventilasi yang bagus dan juga sanitasi yang memadai. Ribuan rumah tidak layak huni akan dibantu perehaban dan bedah rumah secara bertahap.

Pada tahun 2025, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Perkimta mengusulkan bantuan bedah rumah sebanyak 111 unit tersebar di lima kecamatan. Program bedah rumah bagi warga kurang mampu ini berjalan dengan pagu anggaran sebesar Rp2,2 miliar lebih. Dengan anggaran tiap unit rumah sebesar Rp20 juta rupiah.

Sementara itu ditanya soal vaksin TBC yang rencananya akan diuji coba di Buleleng, Sutjidra menyebut akan melihat hasil uji coba dahulu sebelum memutuskan untuk setuju merealisasi vaksin ini di Buleleng. Terlebih saat ini belum ada teknis dari pemerintah pusat terkait kejelasan vaksin TBC.

“Saya juga orang kesehatan, jadi kalau hasil uji coba hasilnya bagus dan bermanfaat bagi masyarakat pasti kita dukung. Saat ini belum ada juknis terkait uji coba, itu kan sangat sensitif sekali, siapa yang mau dipakai sebagai sampel, apakah sampel memenuhi syarat dan hasilnya bagaimana, nanti kita lihat dulu,” terang dia.7 k23
Read Entire Article