ARTICLE AD BOX
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa tingkat bunga penjaminan simpanan rupiah pada bank perekonomian rakyat (BPR) juga dipangkas sebesar 25 bps menjadi pada level 6,50 persen.
Sedangkan tingkat bunga penjaminan simpanan valuta asing (valas) di bank umum diputuskan untuk tetap berada pada level 2,25 persen.
Tingkat bunga penjaminan tersebut berlaku sejak 1 Juni 2025 sampai dengan 30 September 2025.
LPS menyampaikan, penetapan tingkat suku bunga penjaminan (TBP) sebagai bagian dari upaya untuk memberikan sinyal dan langkah antisipasi yang forward-looking atas perkembangan perekonomian, perbankan, dan stabilitas sistem keuangan.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menjelaskan bahwa LPS mempertimbangkan tiga hal antara lain momentum kinerja intermediasi perbankan dan pertumbuhan ekonomi yang perlu dijaga, proyeksi likuiditas ke depan dan ruang tambahan pengelolaan suku bunga bank, serta penguatan sinergi lintas otoritas termasuk efektivitas transmisi kebijakan suku bunga.
“Maka Rapat Dewan Komisioner LPS menetapkan untuk menurunkan tingkat bunga penjaminan simpanan dalam rupiah di bank umum dan bank perekonomian rakyat (BPRS) sebesar 25 basis point serta mempertahankan tingkat penjaminan simpanan dalam valuta asing di bank umum,” kata Purbaya saat konferensi pers di Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa.
TBP simpanan rupiah pada bank umum adalah 4,00 persen serta TBP simpanan rupiah pada BPR yakni 6,50 persen. Sedangkan untuk TBP simpanan valas pada bank umum adalah sebesar 2,25 persen. TBP tersebut akan berlaku untuk periode 1 Juni sampai dengan 30 September 2025.
“Tingkat bunga penjaminan ini akan dievaluasi secara berkala dan dapat diubah sewaktu-waktu dalam hal terdapat perubahan atas kondisi perekonomian, perbankan, dan pasar keuangan yang signifikan,” katanya.
LPS memandang, kinerja ekonomi lintas negara dibayangi ketidakpastian dari kebijakan perdagangan dan masih berlangsungnya negosiasi tarif.
Kemudian, laju pertumbuhan ekonomi lintas negara pada triwulan I 2025 cenderung divergen, sementara tingkat inflasi yang mulai melandai rentan meningkat akibat eskalasi perang tarif.
“Mayoritas bank sentral global melakukan antisipasi melalui pemangkasan suku bunga untuk menjaga pemulihan ekonomi. Pada saat yang sama, dinamika perkembangan ekonomi dan adanya pergeseran ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga kebijakan memicu peningkatan volatilitas di pasar keuangan global,” ujar Purbaya.
Dari dalam negeri, kinerja ekonomi domestik masih relatif solid namun tetap perlu diperkuat di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian. Saat ini ekonomi domestik tumbuh 4,87 persen year on year (yoy) pada triwulan I 2025.
Aktivitas manufaktur dan indeks penjualan ritel berada pada fase normalisasi pasca-Idul Fitri. 7 ant