Arsenal Makin Matang Bikin Real Madrid Terkapar

1 day ago 6
ARTICLE AD BOX
Gol-gol dari Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli memastikan kemenangan tandang yang bersejarah bagi The Gunners, sekaligus menyingkirkan Real Madrid yang telah 15 kali mengangkat trofi Liga Champions. Sebuah gol hiburan dari Vinícius Júnior sempat menghidupkan harapan Madrid, namun tidak cukup untuk membalikkan keadaan setelah kekalahan 0-3 di leg pertama pekan lalu.

“Ini malam yang sangat spesial. Malam bersejarah bagi klub ini,” ujar Declan Rice usai laga, yang tampil dominan dan kembali dinobatkan sebagai Player of the Match, setelah sebelumnya mencetak dua gol dari tendangan bebas di Emirates.

Real Madrid datang ke pertandingan ini dengan beban besar: membalikkan defisit tiga gol. Dukungan penuh suporter Bernabéu sempat membakar semangat tim, tapi dominasi mereka di Eropa tak muncul malam itu. Arsenal tampil penuh disiplin dan tak membiarkan trio depan Madrid — Mbappé, Vinícius, dan Rodrygo — berkembang.

Mbappé sempat mencetak gol di awal laga, namun dianulir karena offside. Arsenal justru mendapat peluang emas lebih dulu ketika VAR menghadiahkan penalti akibat pelanggaran Raúl Asencio terhadap Mikel Merino. Namun Saka gagal mengeksekusi penalti bergaya Panenka, yang berhasil ditepis Courtois.

Madrid sempat mendapat penalti di babak pertama setelah Mbappé dilanggar Rice, tetapi setelah peninjauan ulang lewat VAR, keputusan dibatalkan. Rice sendiri menilai insiden itu tidak layak disebut pelanggaran. “Saya tahu itu bukan penalti. Saya bilang langsung ke Mbappé dan Vázquez,” ucapnya.
Setelah babak pertama tanpa gol, Saka akhirnya menebus kegagalannya dengan gol pembuka pada menit ke-65 usai menerima umpan terobosan. Namun hanya dua menit berselang, William Saliba kehilangan bola di area berbahaya dan dimanfaatkan Vinícius untuk menyamakan skor.

Madrid yang berusaha bangkit kembali gagal menembus pertahanan kokoh Arsenal. Cedera yang menimpa Mbappé pada menit ke-75 makin menambah penderitaan tuan rumah. Di masa tambahan waktu, Martinelli melesat dari lini tengah dan menutup laga dengan gol kedua Arsenal.

Arteta Cetak Prestasi Tertinggi

Lolos ke semifinal Liga Champions untuk pertama kali sejak 2009 menjadi pencapaian terbaik Mikel Arteta sebagai pelatih Arsenal. Strategi keseimbangan antara serangan dan pertahanan yang ia terapkan sukses mematikan kreativitas lini tengah Madrid.

“Kami tahu kami akan menderita, tapi kami juga tahu kami akan menang. Kami punya keyakinan itu dari leg pertama,” ujar Rice.

Arteta memimpin Arsenal tanpa kehadiran penyerang utama dan bek andalan Gabriel Magalhães. Namun Arsenal tetap tampil sebagai tim solid dengan determinasi tinggi, mempertahankan rekor 80 laga tanpa kebobolan tiga gol atau lebih.

Masa Depan Ancelotti Dipertanyakan

Di sisi lain, kekalahan ini kembali memunculkan spekulasi soal masa depan Carlo Ancelotti di kursi pelatih Real Madrid. Pelatih asal Italia yang kontraknya masih berlaku hingga 2026 itu mengatakan tak tahu apakah ini laga terakhirnya di Liga Champions bersama Madrid.

“Arsenal memang lebih baik dari kami. Penalti yang dibatalkan mungkin bisa mengubah dinamika, tapi kami harus mengakui mereka tampil lebih bagus,” kata Ancelotti dalam konferensi pers.

Kiper Thibaut Courtois bahkan mengkritik permainan timnya yang cenderung individualistis. “Kadang kami terlalu mengandalkan pemain seperti Vini atau Kylian. Kami butuh lebih banyak kerja tim,” ujarnya.

Madrid kini harus segera bangkit karena akan menghadapi laga penting di LaLiga dan final Copa del Rey kontra Barcelona akhir bulan ini.

Dengan kemenangan ini, Arsenal akan menghadapi Paris Saint-Germain di semifinal. Apakah mimpi mereka untuk mengangkat trofi Si Kuping Besar pertama kalinya akan terwujud musim ini? Waktu akan menjawab. Namun satu hal pasti: Arsenal telah kembali ke pentas elite Eropa dengan kepala tegak.

Read Entire Article