Warga Klaten Doakan Andika-Hendy Pimpin Jateng

1 week ago 1
ARTICLE AD BOX
Doa bersama itu dilakukan di Joglo Saestu, yang terletak di Kelurahan Gayamprit, Kecamatan Klaten Selatan, Rabu (6/11). Sejumlah kelompok masyarakat hadir di doa itu, dikoordinasikan oleh Forum Seni dan Budaya Indonesia yang diketuai J.Nanang Marjianto.

Hasto hadir di lokasi terlebih dahulu sebelum disusul oleh Andika dan Hendy, sapaan akrab Hendrarprihadi. Kehadiran keduanya membuat suasana langsung gayeng. Warga bertepuk tangan dan berebut mengambil foto atau menyalami.

Lengkap para pemuka agama yang hadir dan terlibat memimpin doa itu. Baik dari Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Khonghucu, hingga Penghayat Kepercayaan. “Berilah kami pemimpin Jawa Tengah yang sayang kepada kami sebagai rakyatnya. Hadir Bapak Jenderal Andika, Ya Allah, berilah keberkahan, jadikanlah beliau pemimpin Jawa Tengah, pemimpin kami rakyat di Jawa Tengah,” demikian untaian doa dari pemuka agama Islam.

“Bapak Jenderal (Purn) Andika dan juga Bapak Hendrar Prihadi, kiranya upaya kita semua benar-benar selaras dengan kehendak Tuhan. Supaya Tuhan mengabulkan permohonan kita,” kata pemuka agama kristiani yang terlibat dalam doa itu.

Sementara Hasto Kristiyanto, di dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih sekaligus salam dari Ketua Umum Prof.Dr Megawati Soekarnoputri. “Kita di sini bersama mendoakan Mas Andika Perkasa dan Bung Hendy. Bung Hendy ditugaskan Bu Mega karena beliau tak hanya mampu membangun Semarang sebagai pusat kemajuan Jawa Tengah, tapi juga kota berbudaya, ramah, toleran bagi setiap agama,” kata Hasto dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu.

“Terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada Mas Andika dan Bung Hendy. Salam dari Bu Mega kepada seluruh tokoh agama dan masyarakat yang hadir,” tambah Hasto.

Menurut Hasto, doa bersama ini sangat penting karena Indonesia adalah negeri spiritual. Ia mengingatkan isi sila pertama Pancasila sebagai sumber tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “Dalam sila pertama, Indonesia adalah negara bertuhan. Sehingga kita tak mengenal Atheisme. Ketuhanan yang dimaksudkan adalah Ketuhanan berbudi pekerti luhur, tanpa egoisme agama, Ketuhanan yang saling hormat-menghormati, dan Ketuhanan yang berkebudayaan. Itu dirumuskakan karena sejalan dengan sejarah bangsa,” beber Hasto.k22
Read Entire Article