Pemprov Lanjutkan Sinergi dengan BKKBN

3 weeks ago 3
ARTICLE AD BOX
Hal ini disampaikan saat menerima audiensi jajaran BKKBN Provinsi Bali di Kantor Gubernur Bali, Niti Mandala, Denpasar, Rabu (23/10).

Untuk diketahui, Program Bangga Kencana BKKBN bertujuan mewujudkan keluarga yang berkualitas dan sehat. Salah satu fokus utama program ini adalah penurunan prevalensi stunting di Bali, yang menjadi prioritas pemerintah untuk membentuk generasi emas yang cerdas dan berkualitas. 

Program ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan masyarakat, seperti Bina Keluarga Berencana (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), Bina Keluarga Remaja (BKR), Posyandu, dan fasilitas kesehatan lainnya.

“Anak-anak yang lahir ke dunia tentu tidak menginginkan dirinya mengalami stunting. Namun, pola asuh anak harus benar-benar diperhatikan oleh orangtua, termasuk saat anak dititipkan ke kakek neneknya karena kesibukan orangtua bekerja. Perlu pengawasan ketat agar anak tidak dibiarkan bermain gadget tanpa pengawasan, karena dapat menghambat tumbuh kembang anak dan memicu berbagai masalah kesehatan,” ujar Mahendra Jaya.

Berdasarkan data, Bali mengalami penurunan prevalensi stunting yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2018, prevalensi stunting di Bali mencapai 21,9 persen, kemudian turun menjadi 14,3 persen pada 2019, 10,9 persen pada 2021, 8 persen pada 2022, dan pada 2023 angka tersebut turun menjadi 7,2 persen. Dengan penurunan rata-rata 2,94 persen per tahun, Bali menjadi provinsi dengan prevalensi stunting terendah di Indonesia.

Mahendra Jaya juga berharap adanya kerja sama antarinstansi dan program yang lebih intensif untuk menangani stunting, terutama bagi masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Dia juga menekankan pentingnya calon pengantin melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah dan menyerahkan surat keterangan sehat sebagai salah satu syarat mendapatkan izin menikah.

Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih, yang didampingi oleh Sekretaris BKKBN Bali Made Arnawa, menyampaikan bahwa pihaknya bersama jajaran telah melakukan berbagai kerja sama dengan instansi terkait untuk turun ke masyarakat, memberikan edukasi, serta melakukan pengawasan kepada calon pengantin mengenai kesehatan reproduksi dan pola asuh anak. 

“Kami fokus memberikan pembekalan dari pra kehamilan, saat hamil, melahirkan, hingga mengasuh anak-anak, khususnya selama 1.000 hari pertama kehidupannya,” kata Sukardiasih.

Dia menambahkan bahwa pihaknya secara rutin melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan anak-anak di Bali untuk memantau kemungkinan terjadinya stunting. Jika ditemukan anak yang berat badannya tidak meningkat, akan segera dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter anak guna memastikan langkah penanganan yang tepat. 7 ad
Read Entire Article