ARTICLE AD BOX
Desa Wisata Les, Kecamatan Tejakula, Buleleng ditetapkan sebagai desa wisata terbaik nasional dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang digelar Kementerian Pariwisata, Minggu (17/11) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.
ADWI 2024 berproses sejak awal tahun lalu. Tim Kemenpar melakukan seleksi cukup ketat dari 6 ribu lebih peserta yang berpartisipasi kemudian diciutkan untuk menjadi yang terbaik. Sebelum dinyatakan sebagai Desa Wisata (Dewi) terbaik nasional, Desa Les berhasil masuk 50 besar ADWI 2024. Desa Les pun pada Agustus lalu sudah ditetapkan sebagai Desa Wisata Ramah Perempuan.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam sambutannya mengatakan desa wisata merupakan ujung tombak pariwisata Indonesia. Desa wisata menjadi salah satu prioritas utama yang akan dijalankan pada masa jabatannya. Menurutnya, desa wisata juga telah menjadi akar rumput yang kuat dalam mendukung sektor pariwisata kita. Indonesia dibalik keindahan alamnya juga terdapat masyarakat desa yang hangat dan penuh dedikasi mengembangkan daerahnya.
“Kami sangat yakin mendorong pertumbuhan ekonomi lewat pariwisata dan akan kami dorong terus desa wisata yang harum di kancah internasional. ADWI menjadi seruan bagi kita semua untuk memastikan keseimbangan tata kelola pariwisata berkelanjutan, memperkuat aspek sosial ekonomi, memelihara warisan budaya dan menjaga keberlangsungan lingkungan,” terang Widiyanti.
Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, I Gede Dody Sukma Oktiva Askara dihubungi terpisah Senin (18/11) kemarin mengatakan, peraihan Desa Wisata Les menjadi yang terbaik nasional menjadi penyemangat 'dewi-dewi' lain di Buleleng. Dari 75 desa wisata di Buleleng didorong terus berinovasi untuk memajukan desa wisatanya.
“Tentu ini akan meningkatkan branding pariwisata Buleleng di nasional dan dunia. Akan menjadi role model study tiru desa wisata yang lain dan juga meningkatkan kunjungan wisatawan ke Buleleng,” ucap Dody.
Setelah mendapatkan pengakuan nasional sebagai desa wisata terbaik 2024, Desa Les juga didorong untuk mengikuti ajang internasional yang diselenggarakan oleh United Nations World Tourism Organization (UNWTO) yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menetapkan peringkat pariwisata internasional.
Dody juga menjelaskan setelah keberhasilan Desa Wisata Les, tahun-tahun berikutnya tetap akan dibuat pilot projec desa wisata di masing-masing kewilayahan pariwisata Buleleng. Tidak hanya Buleleng Barat, Buleleng Timur, Buleleng Tengah tetapi juga Buleleng Selatan.
Sementara itu, Perbekel Desa Les I Gede Adi Wistara dihubungi via telepon kemarin, setelah mendapatkan anugerah Dewi Terbaik Nasional, Desa Les terus akan berbenah. Adi pun berharap mendapat dukungan dari pemerintah dan stakeholder terkait terutama untuk pemenuhan sarana prasarana penunjang pariwisata.
“Kami terus belajar dengan gelar terbaik ini tentu tanggung jawab berat. Khususnya Pemdes, Pokdarwis, BUMdes dna masyarakat desa semuanya hari mendukung upaya pengembangan pariwisata. Kami di Desa Les tetap akan mempertahankan dan konsentrasi wisata alam kami, selain juga seni budaya dan tradisi yang kami miliki sebagai salah satu desa tua di Buleleng,” kata Adi Wistara.
Desa Les selama ini mengembangkan pola pariwisata yang menawarkan wisata alam dengan pesona air terjun di daerah pegunungan dan wisata bahari di kawasan pantai. Warisan budaya yang masih dipertahankan sampai saat ini adalah pembuatan garam secara tradisional. Sampai saat ini masih bertahan 28 orang petani garam di Desa Les.
Selain juga khazanah ekonomi kreatif masyarakat di bidang kerajinan tangan hingga pembuatan gula aren, arak Bali. Pesona khusus desa wisata Desa Les ini membuat kunjungan wisatawan mancanegara rata-rata perbulan mencapai 500 orang, melebihi wisatawan domestik yang masih di angka puluhan.7 k23